Mencetak generasi Islami menjadi kewajiban setiap orang tua muslim di seluruh dunia. Semua orangtua pasti menginginkan anaknya tidak hanya mempunyai pemahaman intelektual yang baik, tetapi juga memiliki karakter yang Islami. Tepatnya setiap orang tua mengharapkan anaknya menjadi generasi Islami yang cerdas, berbudi luhur dan mampu menjawab tantangan zaman.
Remaja atau generasi muda penerus bangsa wajib berperan menjadi agen perubahan. Sebab mereka ini yang kemudian berperan besar dalam proses pembangunan dan berkontribusi untuk memecahkan persoalan yang ada disekitarnya. Baik tantangan sosial, lingkungan, terutama di era digital saat ini.
Tantangan terbesar bagi generasi muda dalam perkembangan digital adalah untuk tidak menjadi korban kelemahan kemajuan teknologi. Lebih lanjut, kaum muda memainkan peran penting sebagai agen pembangunan dan menjadi agen perubahan lingkungan melalui partisipasi aktif mereka dalam kegiatan sosial.
Untuk mewujudkan semua itu, hadirlah Sekolah Islam Terpadu yang berprinsip pada keseimbangan antara pengetahuan umum dan pemahaman agama. Salah satunya Smpit adalah LHI Yogyakarta, yang mempunya visi mencetak generasi islami pemimpin bangsa yang berkarakter dan berwawasan.
Lalu apa saja sih tantangan generasi muda Islam di era digital ini? Dan bagaimana cara sekolah Smpit LHI turut berperan mencetak generasi islami?
Simak penjelasannya hingga akhir.
Tantangan Generasi Islam di Era Digital
Pengaruh globalisasi membawa kita pada era digital, yang segala sesuatunya apapun itu bisa kita dapatkan dengan mudah. Seperti belajar, bekerja, dan segala transaksi serta interaksi dapat kita lakukan hanya melalui gadget yang terhubung internet. Tentunya hal ini membuka kesempatan yang lebih luas untuk kita bisa berinteraksi dengan orang baru bahkan orang dari belahan bumi yang lain.
Sayangnya kemajuan di era digital ini tidak selalu memberikan dampak yang baik. Terutama di kalangan remaja. Banyak dari mereka yang belum bisa bijak dalam menyikapi kemajuan digital ini. Untuk mencetak generasi Islami yang cerdas dan berkarakter maka kita perlu tahu dulu nih, apa saja sih tantangan yang dihadapi remaja muslim di era digital? Berikut kami jabarkan:
- Kecanduan gadget
Banyak dari kita yang tidak bisa lepas dari penggunaan gadget barang sebentar. Begitu Pula pada kalangan remaja. Efek kecanduan gadget tentu akan berpengaruh pada kualitas hidup generasi saat ini. Contohnya saja lahir istilah kaum rebahan dan mageran yang menjadi sebutan untuk orang yang hobinya leha-leha dan males gerak. Selain itu mereka juga jadi lalai terhadap tugasnya terutama sholat.
- Hiburan, dan tayangan yang merusak pikiran
Banyak konten hiburan yang tidak berbobot berseliweran di televisi, youtube maupun sosial media. Dimana pada media tersebut sangat mudah remaja akses melalui handphone nya masing-masing. Indonesia saat ini mengalami krisis tayangan edukasi yang bernilai untuk konsumsi masyarakat terutama generasi muda.
- Masuknya budaya asing di indonesia
Era digital membuat kita lebih mudah mengenal budaya asing. Melalui internet kita dapat mengenal dan belajar budaya lain tanpa perlu pergi ke negeri asalnya. Hanya saja hal ini jika tidak kita tanggapi dengan bijak tanpa ada filter maka budaya asing tersebut akan menggantikan budaya asli Indonesia. Fenomena ini sudah banyak terjadi seperti bagaimana budaya barat mempengaruhi cara kita berpakaian dan berperilaku. Seperti adanya seks bebas dan minuman beralkohol harus bisa kita hindari.
Sekolah Islam Terpadu LHI Yogyakarta
Smpit LHI didirikan di bawah naungan Yayasan Perintis Pendidikan Indonesia. Terletak di Jl. Perum Utama GWI Jalan Plumbon, Wirokerten, Banguntapan, Bantul, Yogyakarta. Lokasinya sangat strategis dengan pusat kota dan berbagai fasilitas lainnya.
Tujuan didirikannya LHI Smpit adalah untuk mencetak generasi islami yang berwawasan global serta mampu memainkan peran yang dinamis dan otentik dalam kemajuan bangsa.
Beberapa program unggulan LHI meliputi berbagai macam ekstrakurikuler, Bilingual learning in English/English Challenge, Tahsin, Habits Training, leadership, Munaqosah Al Qur’an, & acara Tahfiz buat menghafal Al Quran dengan target minimal tiga jus. Sedangkan untuk fasilitas meliputi UKS, masjid, multi lapangan, laboratorium, perpustakaan, kantin sehat, ruang BK dan school locker.
Mencetak generasi Islami dapat kita wujudkan dengan memberikan pendidikan terbaik dan seimbang antara pengetahuan umum dan pemahaman agamanya. Salah satu caranya dengan menyekolahkan anak di Sekolah Islam Terpadu.
Semoga Bermanfaat.